Penurunan jumlah murid di ribuan taman kanak-kanak (TK) di China karena populasi yang menua telah menyebabkan banyak TK menghadapi masalah kekurangan siswa. Fenomena ini merupakan dampak dari kebijakan satu anak yang diberlakukan di China selama beberapa dekade yang menyebabkan jumlah kelahiran menurun secara signifikan.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penutupan TK di China akibat kekurangan murid termasuk:
- Kebijakan Keluarga: Kebijakan satu anak yang diterapkan di China sejak tahun 1980-an telah menghasilkan generasi dengan jumlah populasi yang lebih kecil. Dengan beberapa generasi yang hanya memiliki satu anak, jumlah anak-anak yang memasuki usia sekolah telah menurun drastis.
- Urbanisasi: Proses urbanisasi di berbagai kota besar di China juga berdampak pada jumlah anak yang masuk TK. Banyak keluarga yang bermigrasi ke kota-kota besar dan lebih memilih opsi perawatan anak yang berbeda seperti pengasuh atau program pendidikan luar sekolah.
- Keseimbangan Kerja dan Keluarga: Banyak orang tua di China yang bekerja di kota-kota besar gunung388 dan menghadapi tekanan untuk mencari perawatan anak yang fleksibel dan berkualitas. Hal ini dapat menyebabkan banyak orang tua memilih opsi perawatan anak yang tidak melibatkan TK tradisional.
- Rendahnya Permintaan: Penurunan kelahiran di beberapa wilayah di China telah menghasilkan rendahnya permintaan terhadap TK, menyebabkan banyak TK kecil di pedesaan atau kota-kota kecil kesulitan bertahan.
Untuk mengatasi masalah kekurangan murid dan penutupan TK, pemerintah China telah mulai memberlakukan kebijakan untuk mendorong kembalinya jumlah anak yang lahir serta menawarkan insentif kepada keluarga untuk menyediakan layanan TK yang berkualitas. Selain itu, beberapa TK telah mencari cara kreatif untuk menarik minat orang tua dengan menawarkan program pendidikan yang unik dan layanan tambahan. Meskipun tantangan yang dihadapi besar, upaya-upaya ini diharapkan dapat membantu revitalisasi sektor TK di China.